Konsep diri pada remaja

 A. Konsep Diri pada Remaja

1. Pengertian Konsep Diri 

      Konsep diri dikembangkan oleh Charles Horton Cooley pada (1864-1929),dan George Herbert Mead pada (1863-1931) dan memuncak pada aliran interaksi simbolis yang tokoh terkemukanya adalah Herbert Blumer. Calhoun dan Acocela menjelaskan bahwa konsep diri adalah gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, penghargaaan bagi diri sendiri dan penilaian terhadap diri sendiri.Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun sampai masa remaja akhir awal usia dua puluhan.

      Rosenberg mendefinisikan konsep diri sebagai perasaan harga diri atau sebagai suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu obyek khusus yaitu “diri”. Perasaan harga diri menyatakan secara tidak langsung bahwa dia seorang yang berharga, menghargai dirinya sendiri terhadap sebagai apa dia sekarang, tidak mencela tentang apa yang ia lakukan dan tingkatan dia merasa positif tentang dirinya. Perasaan harga diri yang rendah menyiratkan penolakan diri, penghinaan dan evaluasi diri yang negatif.   

      Dari berbagai pemaparan para tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan sikap, perasaan dan pandangan individu tentang dirinya sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang meliputi fisik, psikis, sosial aspirasi dan prestasi yang nantinya akan menentukan langkah-langkah individu dalam melakukan aktifitas sesuai dengan gambaran yang ada pada dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki tentang diri mereka sendiri secara luas baik mengenai fisik, psikologis dan emosional. 

    Remaja Menurut Hurlock istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti ”tumbuh” atau ”tumbuh menjadi dewasa”. Sedangkan Piaget mengemukakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dalam masyarakat dewasa. Sedangkan Hall mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu tahap perkembangan yang dikarakteristikkan sebagai “storm and stress’, tahap dimana remaja sangat dipengaruhi oleh mood dan remaja tidak dapat dipercaya. 

A. Tugas Perkembangan Masa Remaja Havighurst mengatakan bahwa terdapat beberapa tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada masa remaja yaitu :

1) Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita

2) Mencapai peran sosial pria dan wanita

3) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif

4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab

5) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya

6) Mempersiapkan karir ekonomi

7) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis

B. Ciri-Ciri Masa Remaja

Adapun ciri-ciri remaja menurut Hurlock , antara lain :

1) Masa remaja sebagai periode yang penting Pada masa remaja terjadi perkembangan fisik disertai perkembangan mental yang cepat dan penting. Semua perkembangan ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.

2) Masa remaja sebagai periode peralihan Masa remaja merupakan periode dimana seorang anak-anak beralih menjadi dewasa. Remaja harus meninggalkan segala sesuatu yang berbaur kekanak - kanakan dan mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan yang sudah ditinggalkan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan namun bukan juga orang dewasa.

3) Masa remaja sebagai periode perubahan Perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung dengan pesat.

 4) Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah pada masa remaja menjadi masalah yang sulit untuk diatasi dikarenakan dua alasan

 5) Masa remaja sebagai masa mencari identitas.Erikson mengatakan bahwa bagaimana individu mencari identitas mempengaruhi tingkah lakunya. Salah satu cara untuk mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk pemilikan barang yang mudah terlihat.

 6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Stereotype yang ada dalam masyarakat cenderung akan menjadi cermin bagi citra diri remaja yang lambat laun remaja akan mengarah kepada stereotype tersebut sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap konsep diri dan sikap remaja.

 7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja cenderung melihat kehidupan melalui kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan sebagaimana adanya.

 8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Semakin meningkatnya usia kematangan, remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotype belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, meminum minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks.

 C. Perkembangan Konsep Diri Remaja

    Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk oleh pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu lain, terutama dengan orang-orang terdekat, maupun yang didapatkan dalam peristiwa-peristiwa kehidupan. Sejarah hidup individu dari masa lalu dapat membuat dirinya memandang diri lebih baik atau lebih buruk dari kenyataan sebenarnya.remaja yang konsep dirinya berkembang dengan baik akan tumbuh rasa percaya diri, berani, bersemangat dalam belajar, memiliki keyakinan diri, aktif dalam belajar, mejadi pribadi yang mandiri dan memiliki pandangan yang baik tentang dirinya.



D. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

 a. Usia kematangan

b.penampilan diri

c.kepatutan seks

d.nama dan julukan 

e.hubungan keluarga

f.teman sebaya

g.kreativitas 

h.cita cita

Adapun faktor konsep diri remaja Menurut hurlock yaitu:

 a. Identity Self Faktor ini mengacu pada pertanyaan “siapa saya?” dalam pertanyaan tersebut tercakup label-label atau simbol-simbol yang diberikan pada diri (self) oleh individu untuk menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya

b. Behavioral Self Faktor ini merupakan persepsi individu mengenai tingkah lakunya dan berisikan seluruh kesadaran mengenai “apa yang diri lakukan”.

c. Judging Self Diri penilai berfungsi mengamati, menentukan standar dan mengevaluasi. Diri penilai ini pula yang menentukan kepuasan seseorang akan dirinya atau seberapa jauh seseorang menerima dirinya

d. Physical Self Merupakan persepsi individu terhadap keadaan dirinya secara fisik, seperti kesehatan, penampilan dan keadaan tubuh

e. Moral Ethical Self, Merupakan persepsi individu terhadap keadaan dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika

f. Personel Self Merupakan persepsi individu terhadap keadaan pribadinya, yang berhubungan dengan sejauh mana ia merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat.

 g. Family Self Menunjukkan persepsi individu yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai anggota keluarga 

h. Social Self, Merupakan persepsi individu terhadap interaksi dirinya dengan orang lain atau lingkungan di sekitarnya.

E. Pola Konsep Diri Pandangan seseorang terhadap dirinya memiliki dua pola, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.

1. Konsep diri positif, yaitu:

1.) Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah

2.)) Merasa setara dengan orang lain

3.)) Menerima pujian tanpa malu

4.)) Menyadari, bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya dapat disetujui oleh masyarakat

5.) Mampu memperbaiki dirinya, karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan dia berusaha mengubahnya. 

2. konsep diri negatif, yaitu:

1.) Peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan pada kritik yang diterimanya, dan mudah marah atau naik pitam

2.) Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian

3.) Sikapnya hiperkritis terhadap orang lain.

4.) Bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam keanggotaannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.



Komentar